Fibrilasiatrium merupakan suatu kelainan pada jantung yang berakibat atrium berdenyut cepat dan tidak beraturan. Kelainan ini terjadi akibatdemam rematik dan penyakit tertentu lainnya; l. Varises. Varises merupakan suatu pelebaran pada pembuluh balik (vena). Varises sering terjadi pada bagian bawah tubuh. Hemaroid atau wasir merupakan varises Halodoc, Jakarta - Pada tubuh manusia terdapat sistem endokrin yang berguna untuk menghasilkan hormon agar tubuh dapat berfungsi dengan normal. Hormon yang dihasilkan dapat mengatur banyak aktivitas yang dilakukan oleh tubuh, seperti bernapas, keseimbangan cairan, dan hal lainnya. Walau begitu, kamu mungkin mengalami gangguan yang berhubungan dengan sistem endokrin. Kelainan yang disebut gangguan sistem endokrin tersebut dapat menyebabkan hormon pada tubuh menjadi terganggu. Disebutkan juga kelainan tersebut dapat menyebabkan kerusakan saraf. Berikut bahasan lengkapnya! Baca juga Ketahui Gejala Gangguan Sistem Endokrin Gangguan sistem endokrin adalah suatu kelainan yang berhubungan dengan kelenjar endokrin pada tubuh. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pada hormon yang dihasilkan sehingga terdapat kelainan pada fungsi tubuh. Kamu mungkin mengalami gangguan pada pernapasan, nafsu makan, dan hal penting lainnya. Sistem endokrin pada tubuh terdiri dari beberapa kelenjar, antara lain kelenjar hipofisis dan hipotalamus di otak, kelenjar adrenal di ginjal, tiroid di leher, serta yang berada di pankreas, ovarium, dan testis. Hormon pencernaan juga dapat dihasilkan oleh perut, hati, serta usus. Gangguan pada sistem endokrin yang paling umum terjadi, yaitu diabetes mellitus, akromegali, penyakit Addison, sindrom Cushing, penyakit Graves, tiroiditis, dan lainnya. Kelainan ini memiliki gejala yang luas dan memengaruhi banyak bagian tubuh. Selain itu, tingkat keparahan dari gangguan ini juga berbeda-beda. Benarkah gangguan sistem endokrin dapat sebabkan kerusakan saraf? Memang hal tersebut benar adanya, karena beberapa penyakit yang terjadi berhubungan dengan sistem endokrin disebabkan saraf yang tidak berjalan semestinya. Salah satu penyakit yang terjadi karena hal tersebut adalah neuropati diabetes. Hal ini terjadi ketika tubuh kamu mengalami kerusakan saraf pada pengidap diabetes. Jika kamu mempunyai pertanyaan terkait kerusakan saraf yang disebabkan oleh gangguan sistem endokrin, dokter dari Halodoc dapat menjawabnya. Caranya, kamu hanya perlu download aplikasi Halodoc di smartphone kamu! Lalu, kamu juga dapat membeli obat tanpa perlu ke luar rumah dengan aplikasi ini. Baca juga Cegah Gangguan Sistem Endokrin dengan 6 Cara Ini Cara Mendiagnosis Gangguan Sistem Endokrin Jika kamu mengidap kelainan pada sistem yang mengatur hormon pada tubuh, dokter mungkin akan merujuk pada spesialis dari gangguan ini. Ahli medis tersebut sudah terlatih secara khusus untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan sistem endokrin sehingga langkah pengobatannya jelas. Gejala-gejala yang timbul karena gangguan pada sistem endokrin ini dapat berbeda-beda, tergantung pada kelenjar yang terpengaruh oleh penyakit tersebut. Walau begitu, gejala utama yang terjadi pada pengidap gangguan ini adalah merasakan kelelahan dan kelemahan setiap waktu. Pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan adalah tes darah dan urine yang berguna untuk memeriksa kadar hormon. Hal tersebut dapat membantu dokter untuk menentukan gangguan yang terjadi pada sistem endokrin. Selain itu, tes pencitraan juga mungkin dilakukan untuk menentukan tumor yang terbentuk. Perawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan pada sistem yang mengatur hormon tersebut mungkin akan rumit. Hal tersebut karena perubahan dalam satu tingkat hormon dapat memengaruhi yang lain. Pemeriksaan darah rutin mungkin dilakukan untuk menentukan obat yang diberikan atau rencana perawatan yang dilakukan. Baca juga Sistem Endokrin Alami Gangguan, Ini Dua Penyebabnya Umumnya, perawatan yang dilakukan adalah dengan memberikan hormon sintetis. Pada beberapa kasus yang terjadi, operasi atau terapi radiasi dapat digunakan. Hal yang paling penting dari hal ini adalah untuk menentukan pengobatan dari penyakit yang mendasarinya karena langkah yang tepat itu penting. Referensi Web MD. Diakses pada 2019. Endocrine Disorders Health Grades. Diakses pada 2019. Endocrine Disorders

Asmaadalah gangguan pernapasan dengan gejala sukar bernapas, bunyi mendesak dan batuk-batuk yang disebabkan alergi, psikis ataupun karena penyakit menurun. Pembengkakan kelenjar limfa atau adenoid baik pada hidung ( polip ) maupun pada tekak ( amandel ) akan menyebabkan wajah penderita terlihat tampak bodoh yang disebut wajah adenoid .

Sistem hormon adalah sistem yang terdiri dari beragam organ dan kelenjar yang berperan dalam memproduksi hormon. Hormon-hormon tersebut bertugas untuk mengatur berbagai fungsi organ tubuh. Ketika sistem ini terganggu, kinerja sistem organ tertentu akan bermasalah dan menimbulkan sejumlah penyakit. Kelenjar tubuh manusia terbagi menjadi 2 jenis, yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin. Kelenjar endokrin adalah jenis kelenjar yang bertugas untuk memproduksi berbagai jenis hormon, sedangkan kelenjar eksokrin bertugas untuk menghasilkan cairan tubuh yang bukan hormon, seperti keringat, air mata, ASI, dan air liur. Fungsi Sistem Hormon Berdasarkan Organnya Sistem hormon di dalam tubuh melibatkan banyak organ dan kelenjar. Masing-masing organ dan kelenjar tersebut menghasilkan hormon yang berbeda-beda dengan fungsinya tersendiri. Berikut ini adalah beberapa jenis organ dan kelenjar yang berfungsi untuk menghasilkan hormon 1. Kelenjar pituitari Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis yang terletak di bagian dasar otak ini dijuluki sebagai the master gland. Kelenjar ini berperan dalam memproduksi hormon yang bertugas untuk mengatur fungsi berbagai organ dan kelenjar lain, seperti kelenjar tiroid, organ reproduksi, dan kelenjar adrenal. Kelenjar pituitari memiliki tugas untuk menghasilkan beberapa hormon berikut ini Hormon TSH, yaitu hormon yang bertugas untuk menghasilkan hormon tiroid Hormon pertumbuhan, yaitu hormon yang bertugas untuk mengatur laju pertumbuhan tubuh Hormon FSH, yaitu hormon yang berperan dalam mengatur ovulasi atau masa subur wanita Hormon ACTH, yaitu hormon yang berfungsi untuk menghasilkan hormon stres dan merangsang kinerja kelenjar adrenal Hormon prolaktin, yaitu hormon yang mengatur produksi ASI pada ibu menyusui Hormon perangsang beta-melanosit, yaitu hormon yang meningkatkan pigmentasi kulit ketika terpapar radiasi sinar ultraviolet Hormon enkephalin dan endorfin, yaitu hormon yang berperan dalam mengendalikan rasa sakit dan menimbulkan perasaan gembira Jika kelenjar pituitari mengalami gangguan, misalnya akibat tumor hipofisis, cedera kepala berat, penyakit Cushing, dan cedera kepala berat, maka berbagai sistem organ tubuh juga akan terganggu. Gangguan pada kelenjar pituitari dapat menimbulkan gejala berupa sakit kepala, tekanan darah meningkat, sulit tidur, tubuh terasa lemas, gangguan suasana hati, sulit memperoleh keturunan infertilitas, gangguan libido atau hasrat seksual, serta produksi ASI kurang lancar. 2. Kelenjar hipotalamus Hipotalamus juga terletak di dasar otak, berdekatan dengan kelenjar hipofisis. Salah satu tugas kelenjar hipotalamus adalah memberikan instruksi kepada kelenjar hipofisis kapan harus melepas hormon yang diproduksinya. Selain itu, kelenjar hipotalamus juga memproduksi sejumlah hormon yang bertugas mengatur suhu dan kadar air dalam tubuh. Kelenjar ini pun berperan dalam menghasilkan hormon oksitosin yang bertugas untuk merangsang kontraksi rahim menjelang persalinan, mengendalikan emosi dan libido, serta memelihara kesehatan sistem reproduksi. Gangguan pada kelenjar hipotalamus dapat menyebabkan sejumlah penyakit, di antaranya hipopituitarisme dan diabetes insipidus. Penyakit-penyakit tersebut dapat menimbulkan sejumlah gejala, seperti Penurunan berat badan Penurunan nafsu makan Peningkatan atau penurunan tekanan darah Sering buang air kecil Sulit tidur Gangguan tumbuh kembang Pubertas terlambat Infertilitas 3. Kelenjar adrenal Kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal ini bertugas untuk menghasilkan beberapa jenis hormon, antara lain hormon androgen, aldosterone, adrenalin, dan noradrenalin. Fungsi dari hormon-hormon tersebut adalah mengendalikan tekanan darah serta kadar elektrolit dan gula darah dalam tubuh. Tak hanya itu, kelenjar ini juga memproduksi hormon kortisol juga berperan dalam siklus bangun dan tidur Anda. Kelenjar adrenal dapat terkena beberapa penyakit, misalnya penyakit Addison, penyakit Cushing, feokromositoma, dan tumor kelenjar adrenal. Gangguan pada kelenjar adrenal dapat menimbulkan sejumlah gejala, yaitu pusing, tubuh terasa lemas, mual dan muntah, mudah berkeringat, tekanan darah menurun, menstruasi tidak teratur, penurunan berat badan, muncul bercak hitam di kulit, serta nyeri otot dan sendi. 4. Kelenjar tiroid Kelenjar tiroid berbentuk seperti kupu-kupu dan berada di dalam leher. Kelenjar ini berfungsi untuk memproduksi hormon tiroid. Hormon ini berperan penting dalam mengatur metabolisme serta pertumbuhan dan kinerja berbagai organ tubuh. Sistem hormon bisa terganggu jika kelenjar tiroid terlalu banyak atau justru sedikit. Ketika hormon tiroid di dalam tubuh terlalu banyak atau aktif hipertiroidisme, tubuh dapat mengalami beberapa gejala berikut ini Detak jantung cepat atau berdebar-debar Gemetaran atau tremor Mudah berkeringat Tidak tahan dengan suhu panas. Susah tidur Mudah lelah Rambut dan kuku rapuh Berat badan menurun Gangguan psikologis, seperti rasa cemas, gugup, dan mudah marah Sebaliknya, hormon tiroid yang terlalu rendah atau hipotiroidisme dapat menimbulkan beberapa gejala, antara lain Tubuh lemas Sering mengantuk Kulit kering Sensitif terhadap udara dingin Susah konsentrasi Kesemutan atau mati rasa di bagian tubuh tertentu Berat badan meningkat Irama jantung lambat 5. Kelenjar paratiroid Kelenjar paratiroid yang terletak di dekat kelenjar tiroid ini bertugas untuk memproduksi hormon paratiroid, yaitu hormon pengatur keseimbangan kalsium di dalam tubuh. Kelenjar ini berperan besar terhadap kesehatan dan perkembangan organ-organ yang membutuhkan kalsium, seperti tulang, gigi, pembuluh darah, jantung, dan otot. Gangguan pada kelenjar paratiroid sering kali tidak bergejala. Namun, sebagian orang yang memiliki gangguan kelenjar paratiroid dapat merasakan keluhan nyeri atau kram otot, kesemutan, mual, nyeri ulu hati, tubuh lemas, dan sering haus. Jika tidak ditangani dengan tepat, gangguan kelenjar paratiroid dapat memicu munculnya masalah kesehatan serius, seperti osteoporosis, tekanan darah tinggi, batu ginjal, dan penyakit jantung. 6. Kelenjar timus Kelenjar timus merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang terletak di belakang tulang dada. Salah satu fungsinya adalah memproduksi sel darah putih yang disebut limfosit T. Sel ini bertugas untuk melawan bakteri dan virus penyebab penyakit serta mencegah pertumbuhan sel kanker. Kinerja sel limfosit T ini diatur oleh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar timus, yaitu thymosin, thymopoietin, thymulin, dan thymic humoral factor. Walau jarang terjadi, kelenjar timus dapat mengalami beberapa penyakit, seperti tumor kelenjar timus, sindrom DiGeorge, dan kista timus. Penyakit-penyakt tersebut dapat menimbulkan gejala sesak napas, nyeri dada, batuk darah, sulit menelan, berkurangnya nafsu makan, dan penurunan berat badan. 7. Kelenjar pineal Kelenjar pineal memiliki bentuk menyerupai kacang dan terletak di bagian tengah otak. Salah satu fungsinya adalah memproduksi hormon melatonin, yaitu hormon yang mengendalikan siklus tidur. Jika Anda mengalami gangguan tidur, misalnya insomnia, bisa jadi itu tanda adanya masalah pada kelenjar pineal Anda. Segera periksakan diri ke dokter agar segera mendapat penanganan. 8. Pankreas Pankreas memiliki 2 peran utama, yaitu menghasilkan enzim yang membantu tubuh mencerna makanan, serta memproduksi hormon insulin dan glukagon yang bertugas untuk mengendalikan kadar gula darah. Salah satu penyakit yang sering menyerang pankreas adalah pankreatitis, yaitu peradangan pada pankreas. Kondisi ini dapat muncul secara tiba-tiba selama beberapa hari pankreatitis akut, namun dapat juga terjadi terus-menerus hingga berbulan-bulan atau bertahun-tahun lamanya pankreatitis kronis. Pankreatitis akut dapat dikenali dari munculnya gejala berupa nyeri perut bagian atas yang semakin parah setelah makan, demam, denyut nadi cepat, mual, serta muntah. Sedangkan pankreatitis kronis biasanya menimbulkan gejala berupa nyeri perut bagian atas, berat badan menurun tanpa alasan jelas, serta tinja berminyak dan berbau menyengat. 9. Organ reproduksi Organ reproduksi pria dan wanita masing-masing menghasilkan hormon yang berbeda-beda. Salah satu kelenjar pada organ reproduksi wanita adalah ovarium. Organ ini bertugas untuk melepaskan sel telur serta menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon tersebut memengaruhi perubahan fisik wanita saat menginjak masa pubertas, mengatur siklus menstruasi dan masa subur, dan menunjang proses kehamilan. Gangguan ovarium yang sering dialami wania berusia subur adalah sindrom ovarium polikistik PCOS. Kondisi ini dapat dikenali dengan munculnya gejala Siklus menstruasi tidak normal Perdarahan hebat dari vagina Tumbuh rambut di wajah, punggung, perut, dan dada Kulit terlihat lebih berminyak dan rentan berjerawat Berat badan meningkat Rambut rontok dan menipis Muncul bercak hitam di lipatan tubuh, seperti leher, pangkal paha, dan lipatan payudara Organ reproduksi pada pria yang berperan penting dalam menghasilkan hormon adalah testis. Kelenjar yang terletak di dalam kantung zakar skrotum ini tak hanya memproduksi sperma, tapi juga hormon testosteron. Ketika remaja pria meranjak dewasa puber, hormon inilah yang berperan dalam menunjang pertumbuhan penis, rambut kemaluan, tinggi badan, kekuatan otot dan tulang, serta perubahan suara. Gejala yang dapat muncul ketika testis mengalami gangguan sangat beragam, tergantung jenis gangguan yang terjadi pada testis. Pada orang dewasa, gangguan pada testis dapat menyebabkan menurunnya hasrat seksual, disfungsi ereksi, dan suasana hati yang mudah berganti. Sedangkan gangguan testis pada anak-anak dapat dikenali dengan pubertas terlalu dini, yaitu sebelum usia 9 tahun. Untuk menjaga agar sistem hormon tubuh berfungsi dengan baik, Anda perlu menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, menghindari rokok dan minuman beralkohol, serta rajin berolahraga. Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter agar fungsi sistem hormon dapat dievaluasi secara berkala. Jika terdapat gangguan pada sistem hormon, dokter akan memberikan pengobatan agar kondisi tersebut dapat ditangani dengan baik.

View CS T 140 at University of Management & Technology, Lahore. KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM TRANSPORTASI DARAH

Gangguan hormon terjadi ketika kelenjar penghasil hormon di dalam tubuh terganggu. Kondisi ini membuat jumlah hormon yang dihasilkan kurang atau justru terlalu banyak, sehingga fungsi organ tubuh tertentu terganggu dan muncul berbagai masalah kesehatan. Gangguan hormon dalam tubuh berpotensi menimbulkan sejumlah penyakit, tergantung hormon atau kelenjar apa yang mengalami gangguan. Misalnya, jika gangguan terjadi pada kelenjar adrenal, Anda bisa mengalami masalah pada tekanan darah, metabolisme, dan fungsi ginjal. Penyakit yang Mungkin Terjadi Akibat Gangguan Hormon Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit yang umum terjadi karena pengaruh gangguan hormon 1. Sindrom Cushing Kondisi ini terjadi karena kelenjar pituitari terlalu aktif sehingga menyebabkan tubuh terlalu banyak menghasilkan hormon kortisol. Sindrom Cushing bisa disebabkan oleh efek samping obat kortikosteroid dosis tinggi atau jangka panjang, faktor genetik, hingga tumor pada kelenjar pituitari atau kelenjar adrenal. 2. Hipopituitarisme Kondisi ini terjadi ketika kelenjar pituitari tidak mampu memproduksi hormon dengan jumlah yang memadai, sehingga penderitanya mengalami kekurangan hormon. Kekurangan hormon yang dihasilkan kelenjar pitutiari dapat menimbulkan masalah kesehatan yang beragam. Pada anak, hipopituitarisme dapat menyebabkan gangguan perkembangan. Sedangkan pada orang dewasa, kondisi ini berpotensi menyebabkan kemandulan atau infertilitas. 3. Penyakit Addison Penyakit Addison disebabkan oleh berkurangnya hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Penyakit ini bisa menyebabkan penderitanya mengalami beberapa gejala seperti sering kelelahan, mual dan muntah, perubahan warna kulit, tidak tahan terhadap suhu dingin, serta penurunan nafsu makan. 4. PCOS Sindrom Ovarium Polikistik Penyakit ini terjadi ketika fungsi ovarium atau indung telur terganggu dan menyebabkan jumlah hormon di dalam tubuh wanita menjadi tidak seimbang. PCOS merupakan salah satu faktor penyebab kemandulan pada wanita. Penyebab penyakit PCOS belum diketahui secara pasti, namun penyakit ini diduga dapat disebabkan oleh faktor genetik atau kondisi tertentu, seperti kelebihan hormon androgen dan insulin. 5. Gigantisme Penyakit ini umumnya terjadi pada anak-anak. Kondisi gigantisme merupakan penyakit akibat gangguan hormon ketika tubuh anak menghasilkan hormon pertumbuhan secara berlebihan. Kondisi gigantisme membuat anak yang mengalaminya memiliki tinggi badan dan berat badan di atas rata-rata. 6. Hipertiroidisme Hipertiroidisme terjadi ketika kadar hormon tiroksin atau tiroid yang dihasilkan kelenjar tiroid di dalam tubuh sangat tinggi. Hipertiroidisme lebih sering terjadi pada wanita, namun kondisi ini juga bisa dialami pria. Gangguan pada hormon ini akan menyebabkan proses metabolisme tubuh terganggu, penurunan berat badan, gangguan cemas, hingga detak jantung menjadi lebih cepat atau dada berdebar-debar. 7. Hipotiroidisme Hipotiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar tiroid terganggu dan tidak bisa menghasilkan cukup hormon. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala berupa tubuh mudah lemas, sembelit, tidak tahan terhadap suhu dingin, sering mengantuk, dan kulit kering. Pada anak-anak, hipotiroidisme dapat menghambat tumbuh kembang mereka. Masih ada beragam penyakit dan kondisi lain yang berkaitan dengan terjadinya gangguan hormon dalam tubuh, sehingga perlu serangkaian pemeriksaan yang seksama untuk bisa menentukan penyakit yang mendasari munculnya gangguan hormon tersebut. Langkah Pemeriksaan dan Penanganan Gangguan Hormon Gangguan hormon merupakan masalah kesehatan yang perlu diperiksa dan ditangani oleh dokter. Untuk mendeteksi gangguan hormon, dokter perlu melakukan serangkaian pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, tes urine, dan pemeriksaan radiologis seperti foto Rontgen, CT Scan, USG, atau MRI. Setelah jenis hormon yang bermasalah dan penyebabnya teridentifikasi, dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan jenis gangguan hormon yang dialami penderita. Misalnya, pada kasus hipertiroidisme, dokter dapat memberikan obat-obatan untuk mengurangi jumlah hormon tiroid, radioterapi, atau operasi tiroid. Sementara itu, jika gangguan hormon disebabkan oleh tumor, dokter dapat melakukan operasi untuk mengangkat tumor tersebut. Gangguan hormon tidak boleh dianggap remeh. Jika Anda mengalami gejala-gejala gangguan hormon, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
ยท Diabetes insipidus bisa muncul saat tubuh mengalami kekurangan hormon ADH atau apabila kinerja hormon tersebut mengalami gangguan. Artinya, semua keadaan yang menjadi penyebab kurangnya atau terganggunya kinerja hormon ini bisa berujung pada diabetes insipidus .
Halodoc, Jakarta - Sistem endokrin adalah jaringan kelenjar yang memproduksi dan melepaskan hormon untuk mengendalikan banyak fungsi tubuh. Fungsi tubuh yang dikendalikan hormon endokrin, salah satunya mengubah kalori menjadi energi yang menggerakkan sel dan organ. Sistem ini juga mengendalikan detak jantung, pertumbuhan tulang, dan jaringan sampai perkembangan janin. Baca Juga Harus Tahu, 6 Penyakit yang Disebabkan oleh Gangguan Hormon Mengingat sistem endokrin dibutuhkan banyak fungsi tubuh dan memainkan peran penting dalam perkembangan diabetes, penyakit tiroid, gangguan pertumbuhan, disfungsi seksual, dan sejumlah gangguan terkait hormon lainnya. Maka dari itu, sistem endokrin yang mengalami gangguan bisa menimbulkan berbagai kondisi medis. Penyebab Gangguan Endokrin Gangguan endokrin dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu gangguan endokrin yang terjadi ketika kelenjar memproduksi terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon ketidakseimbangan hormon dan gangguan endokrin yang terjadi akibat perkembangan lesi seperti nodul atau tumor dalam sistem endokrin. Oleh karena itu, gejala gangguan sistem endokrin bervariasi tergantung fungsi tubuh mana yang terpengaruh. Berikut ini gejala dari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh gangguan endokrin, yaitu Kurangnya kelenjar adrenal. Kondisi ini terjadi ketika kelenjar adrenal melepaskan terlalu sedikit hormon kortisol atau aldosteron. Gejalanya meliputi kelelahan, sakit perut, dehidrasi, dan perubahan kulit. Penyakit Addison adalah jenis insufisiensi adrenal. Penyakit Cushing. Produksi hormon kelenjar hipofisis yang berlebihan menyebabkan kelenjar adrenal terlalu aktif. Kondisi serupa yang disebut sindrom Cushing bisa terjadi pada anak-anak yang minum obat kortikosteroid dosis tinggi. Gigantisme akromegali dan masalah hormon pertumbuhan lainnya. Jika kelenjar pituitari menghasilkan terlalu banyak hormon pertumbuhan, tulang dan bagian tubuh anak dapat tumbuh dengan cepat melebihi batas normal. Jika kadar hormon pertumbuhan terlalu rendah, anak juga bisa berhenti bertambah tinggi. Hipertiroidisme. Kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid, yang menyebabkan penurunan berat badan, detak jantung yang cepat, berkeringat, dan gugup. Penyebab hipertiroidisme paling umum adalah gangguan autoimun yang disebut penyakit Grave. Baca Juga Ada Benjolan di Leher, Waspada Gejala Pembengkakan Kelenjar Getah Bening Hipotiroidisme. Kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yang cukup, sehingga menyebabkan kelelahan, sembelit, kulit kering, dan depresi. Kelenjar yang kurang aktif menyebabkan perkembangan yang lambat pada anak-anak. Hipopituitarisme. Kondisi ini terjadi ketika kelenjar pituitari melepaskan sedikit atau tidak ada hormon. Wanita dengan kondisi ini dapat berhenti mendapatkan menstruasi. Multi-endokrin neoplasia I dan II. Kondisi genetik langka ini umumnya diturunkan melalui keluarga. Multi-endokrin neoplasia menyebabkan tumor pada paratiroid, adrenal, dan kelenjar tiroid, sehingga menyebabkan produksi hormon yang berlebihan. Sindrom ovarium polikistik PCOS. Kelebihan hormon androgen dapat mengganggu perkembangan telur dan pelepasannya dari indung telur. PCOS adalah penyebab utama infertilitas pada wanita. Pubertas sebelum waktunya. Pubertas dini abnormal yang terjadi ketika kelenjar memberitahu tubuh untuk melepaskan hormon seks terlalu dini. Pengobatan Gangguan Sistem Endokrin Seseorang yang mengalami gangguan sistem endokrin perlu mengunjungi ahli endokrin agar ditangani secara tepat. Ahli endokrin biasanya merekomendasikan tes darah dan urin untuk memeriksa kadar hormon guna mengidentifikasi adanya gangguan sistem endokrin. Tes pencitraan dilakukan untuk membantu menemukan atau menentukan nodul atau tumor yang disebabkan oleh gangguan sistem endokrin. Baca Juga Waspada, Ini 6 Komplikasi Gangguan Sistem Endokrin Apabila kamu ingin memeriksakan diri ke ahli endokrin, buat janji melalui aplikasi Halodoc terlebih dahulu sebelum mengunjungi rumah sakit. Perawatan gangguan endokrin bisa rumit, karena perubahan dalam satu tingkat hormon memengaruhi fungsi tubuh lainnya. Oleh karena itu, pemeriksaan darah secara rutin diperlukan untuk memeriksa masalah dan menentukan obat dan rencana perawatan yang tepat. Referensi WebMD. Diakses pada 2019. Endocrine Disorders. MSD Manual. Diakses pada 2019. Endocrine Disorders.
Kelainanpenyakit pada sistem hormon dan penyebabnya adalah meisahafkania05 meisahafkania05 Jawaban: Kelainannya adalah memicu beragam penyakit yaitu,Addison,PCOS dll. Penyebab umum ketidakseimbangan hormon di antaranya, terapi hormon, obat-obatan, pengobatan kanker seperti kemoterapi, tumor, apakah kanker atau jinak, tumor hipofisis, gangguan
Gangguan menstruasi yang umum terjadi biasanya menandakan sesuatu hal dalam organ reproduksi. Berat atau ringan, baiknya hal tersebut tak disepelekan. Beberapa wanita hanya merasa kurang nyaman tanpa terasa sakit yang tajam saat sedang menstruasi. Meski demikian, Bunda harus waspada. Penyakit terkait reproduksi wanita yang membahayakan kesehatan secara keseluruhan mungkin saja terjadi di dalam tubuh Bunda. Karenanya, segera konsultasikan ke dokter apabila mendapati gejala-gejala tertentu. ADVERTISEMENT SCROLL TO RESUME CONTENT Seperti apa gangguan menstruasi yang umum terjadi dan bagaimana cara mengatasinya? Gangguan menstruasi pada wanita Mengutip dari Healthy Women, gangguan menstruasi merupakan gejala fisik dan/atau emosional yang mengganggu sebelum serta selama menstruasi, termasuk pendarahan hebat, terlambat haid, dan perubahan suasana hati yang tidak terkendali. Beberapa wanita melewati periode bulanan dengan mudah bahkan hanya sedikit atau tanpa kekhawatiran. Menstruasi datang seperti jarum jam, mulai dan berhenti pada waktu yang hampir sama setiap bulan, menyebabkan ketidaknyamanan. Pada beberapa kasus, wanita bisa mengalami sejumlah gejala fisik atau emosional sebelum dan selama menstruasi yang mengganggu kehidupannya. Entah itu rasa sakit yang luar biasa atau mood swing. 1. Pendarahan menstruasi yang berat 1 dari 5 wanita mengeluarkan banyak darah selama menstruasi sehingga mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Pendarahan dianggap berat jika mengganggu aktivitas normal. Darah yang keluar selama periode menstruasi normal itu sekitar 5 sendok makan. Jika Bunda mengalami pendarahan menstruasi yang berat, Bunda mungkin mengalami pendarahan sebanyak 10 hingga 25 kali lipat dari jumlah tersebut setiap bulan. Bunda juga harus mengganti pembalut setiap jam, misalnya, tiga atau empat kali sehari. Pendarahan menstruasi yang berat dapat terjadi pada berbagai tahap kehidupan, selama masa remaja ketika Bunda pertama kali mulai menstruasi dan di usia akhir 40-an atau awal 50-an, saat mendekati menopause. Perdarahan menstruasi yang berat dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, kelainan struktural pada rahim, seperti polip atau fibroid, dan kondisi medis lainnya. 2. Amenorea Bunda mungkin juga pernah mengalami masalah sebaliknya, yakni tidak ada periode menstruasi sama sekali dalam satu bulan. Kondisi ini disebut amenorea atau tidak adanya menstruasi normal yang terjadi dalam satu bulan. Terdapat dua jenis amenorea 1. Amenorea primer Ini dapat didiagnosis jika Bunda belum menstruasi saat berusia 16 tahun. Ini biasanya disebabkan oleh beberapa masalah pada sistem endokrin yang mengatur hormon. Terkadang hal ini disebabkan oleh berat badan rendah yang terkait dengan gangguan makan, olahraga berlebihan, atau obat-obatan. Kondisi medis ini juga dapat disebabkan oleh beberapa hal lain, seperti masalah pada indung telur, area otak yang disebut hipotalamus, atau kelainan genetik. 2. Amenorea sekunder Amenorea sekunder dapat didiagnosis jika Bunda mengalami menstruasi teratur tapi tiba-tiba berhenti selama tiga bulan atau lebih. Ini bisa disebabkan oleh masalah yang memengaruhi kadar estrogen, termasuk stres, penurunan berat badan, olahraga, atau penyakit. Selain itu, masalah yang memengaruhi kelenjar hipofisis seperti peningkatan kadar hormon prolaktin atau tiroid termasuk hipertiroidisme atau hipotiroidisme dapat menyebabkan amenore sekunder. Kondisi ini juga dapat terjadi jika pernah mengalami kista ovarium atau ovarium diangkat melalui pembedahan. 3. Kram menstruasi yang parah dismenore Kebanyakan wanita pernah mengalami kram menstruasi sebelum atau selama haid dalam hidupnya. Bagi sebagian orang, ini bagian dari 'tamu bulanan'. Namun jika Bunda mengalami kram yang sangat menyakitkan dan terus-menerus, ini disebut dismenore. Dismenore adalah nyeri akibat kram menstruasi disebabkan oleh kontraksi rahim. Pemicunya adalah prostaglandin, zat mirip hormon yang diproduksi oleh sel lapisan rahim dan beredar di aliran darah. Jika Bunda mengalami nyeri haid yang parah mungkin hingga diare atau terkadang merasa ingin pingsan, itu karena prostaglandin mempercepat kontraksi di usus. Hal tersebut bisa mengakibatkan diare, menurunkan tekanan darah, dan menyebabkan pusing. 4. Premenstrual syndrome PMS PMS adalah istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan berbagai macam gejala fisik dan psikologis yang berhubungan dengan siklus menstruasi. Sekitar 30% sampai 40% wanita mengalami gejala yang cukup parah hingga mengganggu gaya hidupnya. Gejala PMS lebih parah dan mengganggu daripada pramenstruasi ringan yang dialami oleh 75% wanita. Ada lebih dari 150 gejala PMS yang parah, paling umum depresi. Gejala biasanya berkembang sekitar 5 hingga 7 hari sebelum menstruasi dan menghilang begitu menstruasi dimulai. PMS tampaknya disebabkan oleh naik-turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron. Ini dapat memengaruhi zat kimia otak, termasuk serotonin, zat yang memiliki pengaruh kuat pada suasana hati. 5. Premenstrual Dysphoric Disorder PMDD Premenstrual Dysphoric Disorder PMDD adalah gangguan pramenstruasi jauh lebih parah daripada PMS. Wanita yang mengalami PMDD sekitar 3% sampai 8% mengatakan hal itu sangat mengganggu kehidupan. Para ahli menyamakan antara PMS dan PMDD dengan perbedaan antara sakit kepala tegang ringan dan migrain. Gejala PMDD yang paling umum adalah peningkatan amarah, kecemasan, dan perubahan suasana hati. Wanita yang memiliki riwayat depresi berat, depresi pascamelahirkan, atau gangguan mood berisiko lebih tinggi terkena PMDD dibandingkan lainnya. Gejala terkait PMDD baik emosional maupun fisik bersifat siklus. Ketika seorang wanita mulai menstruasi, gejalanya bisa mereda dalam beberapa hari. Gejala terkait depresi dapat bertahan selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun. 6. Oligomenore Oligomenore adalah salah satu tanda gangguan menstruasi. Jika Bunda mengalami menstruasi yang tidak teratur, mungkin Bunda mengalami Oligomenore. Mengutip dari WebMed dan Healthline, Bunda yang sering terlambat haid atau jarang menstruasi setiap bulan bisa saja mengalami oligomenore. Ini suatu kondisi di mana haid sering datang terlambat setiap bulan dan tidak teratur. Menstruasi biasanya terjadi setiap 21 hingga 35 hari. Seorang wanita yang secara teratur tidak menstruasi lebih dari 35 hari dapat didiagnosis oligomenore. Diagnosis juga termasuk oligomenore jika Bunda telat haid lebih dari 90 hari tapi tidak hamil. Ini bisa berarti Bunda hanya mengalami empat hingga sembilan kali haid setiap tahun. Oligomenore terjadi pada sekitar 13,2% populasi umum. Jumlah ini meningkat menjadi 20% di antara wanita dengan masalah kesuburan yang ada. Meskipun tidak berbahaya tapi bisa mempengaruhi kesuburan Bunda, terutama bagi yang berencana hamil. Untuk itu, Bunda dianjurkan mengonsultasikannya ke dokter jika sering mengalami telat haid. 7. Menorrhagia Jika Bunda sering haid lebih dari seminggu mungkin mengalami menorrhagia. Menorrhagia merupakan istilah medis yang menggambarkan perdarahan berat saat menstruasi, umumnya lebih dari satu minggu. Jangan disepelekan ya, Bunda. Ini bisa menjadi tanda adanya kondisi kesehatan tertentu yang mungkin butuh pengobatan medis. Itulah 7 gangguan menstruasi yang umum terjadi. Jika dirasa sangat mengganggu, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter ya, Bunda. Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! fia/fia
. 318 28 480 302 311 30 264 461

kelainan penyakit sistem hormon dan penyebabnya yang paling benar adalah